Cerita Bersamboeng – Asal usul nama Tigaraksa, daerah penting yang kini menjadi kawasan pusat pemerintahan Kabupaten Tangerang.
Berbagai sumber sejarah menyebutkan, bahwa nama Tigaraksa mulanya merupakan sebuah penghormatan Sultan Ageng Tirtayasa dari Kesultanan Banten kepada tiga tumenggung urusannya.
Mereka adalah Tumenggung Aria Yudhanegara, Aria Wangsakara, serta Aria Jaya Santika.
Nama Tigaraksa bisa diartikan sebagai Tiang Tiga atau Tilu Tanglu, sebuah sebutan nama sebagai wujud penghormatan sang sultan kepada tiga Tumenggung yang menjadi tiga pimpinan saat itu.
Mengutip cerita dari situs resmi Pemkab Tangerang, tiga Aria dimaksud, diutus untuk membuat perkampungan pertahanan di wilayah yang berbatasan dengan Batavia. Pasalnya, kala itu, kondisi Kesultanan Banten tengah terdesak oleh Agresi Militer Belanda pada pertengahan abad ke-16.
Ketiga Aria utusan Kasultanan Banten itu, lantas segera membangun basis pertahanan dan pemerintahan di wilayah yang kini dikenal sebagai kawasan Tigaraksa. Dalam perjuangannya, ketiga temanggung tersebut membangun benteng pertahanan hingga mendirikan pusat pemerintahan kemaulanaan yang menjadi pusat perlawanan terhadap VOC di daerah Tigaraksa.
Namun, dalam pertempuran melawan pasukan VOC, ketiga maulana gugur satu demi satu. Aria Santika wafat pada tahun 1717 di Kebon Besar Kecamatan Batuceper, Aria Yudhanegara wafat pada tahun 1718 di Cikolol dan pada tahun yang sama Aria Wangsakara menutup usia di Ciledug dan di makamkan di Lengkong Kiai. (red)