NASIONAL, (KT) – Penghapusan BBM jenis Pertalite dan Solar, apakah akan terjadi?, Senin (22/1/2024).
Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan memberikan sinyal kuat terkait hal tersebut.
Ya, Menteri Luhut Binsar Pandjaitan memang sudah memberikan beberapa kode perihal penghapusan Pertalite sejak tahun 2023 lalu.
Dikutip dari laman Kompas.com, Menteri Luhut mengatakan bahwa pihaknya kini tengah berusaha menghitung dan merencanakan penghapusan Pertalite yang dianggap merupakan salah satu masalah polusi.
“Nanti kita lakukan (penghapusan Pertalite). Sekarang itu lagi dihitung. Ini kan apa namanya, semuanya masalah ke polusi juga. Kita mau pakai etanol berapa persen, supaya oktannya turun, supaya tadi sulfurnya kurang,” ungkap Luhut usai menghadiri CEO Forum of ASEAN Bloomberg, di Jakarta, Rabu (6/9/2023) lalu.
“Karena sampai hari ini kita lihat bahwa yang paling banyak berpengaruh terhadap udara ini dari transportasi. Hasil dari pengetesan di lapangan sekarang, 37 persen sepeda motor itu tidak lulus emisi. Jadi sekarang kita mau perbaiki dulu bahan bakarnya. Jadi itu semua kita lakukan secara terukur,” sambungnya.
PT Pertamina (Persero) berencana untuk berhenti menjual BBM RON 90 alias Pertalite. Nantinya, Pertalite akan dihapuskan mulai 2024.
Direktur Utama (Dirut) Pertamina Nicke Widyawati mengatakan, pihaknya memiliki Program Langit Biru sejak dua tahun lalu, di mana pada tahap pertama adalah menghapus keberadaan BBM RON 88 alias Premium.
“Program pertama menaikkan BBM subsidi dari RON 88 menjadi RON 90. Ini kita lanjutkan sesuai dengan rencana Program Langit Biru tahap dua, di mana BBM subsidi kita naikkan dari RON 90 ke RON 92,” terangnya, dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi VII DPR RI, Rabu (30/8/2023) silam.
Menurut Nicke, langkah ini sejalan dengan peraturan yang dikeluarkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), di mana BBM yang diperbolehkan beredar nantinya minimal RON 91.
Benar saja, di awal tahun 2024 ini Luhut sudah memberikan sinyal kuat untuk meningkatkan standar BBM di Indonesia.
Dikutip dari Otomotifnet, sinyal penghapusan menguat setelah Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan singgung BBM euro 4 dan euro 5.
Luhut menegaskan, kalau saat ini pemerintah sedang berusaha meningkatkan standar kualitas BBM di Indonesia.
Rencana tersebut, kata dia, demi meningkatkan kualitas udara di Indonesia dan mengakselerasi target netralitas karbon pada 2060 mendatang, sekaligus mendorong percepatan pembentukan industri kendaraan listrik.
“Kita sekarang akan membuat kualitas solar dan/atau bensin seperti Euro 4 ataupun Euro 5,” kata Opung Luhut, mengutip artikel dalam laman Kompas.com, (18/1/2024) kemarin.
“Dengan demikian kendaraan dan transportasi umum itu bisa memakai kualitas BBM lebih bagus,” tegas dia.
“Sehingga, akan mengurangi sulfur dan itu akan membuat kualitas udara di Indonesia jauh lebih bersih,” sambung Luhut.
Mengingat, kandungan sulfur selama ini dianggap mempengaruhi tingkat emisi dari kendaraan bermotor yang pada akhirnya berkontribusi terhadap pencemaran udara.
Sementara itu, dari catatan Kemenko Marves juga disebutkan pemakaian energi fosil di dalam negeri sepanjang 2022 mencapai 84 persen, batu bara sebanyak 41 persen, serta BBM dan LPG 30 persen.
“BBM dan LPG ini sangat menarik karena kita impor. BBM itu diimpor 50 persen lebih, namun kita subsidi, sehingga kalau tidak salah pengeluaran untuk itu hampir Rp 300 triliun,” ucap Rachmat Kaimuddin, Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kemenko Marves dalam kesempatan terpisah.
Artinya, penggunaan dan subsidi BBM masih kontraproduktif terhadap belanja negara serta komitmen Indonesia mencapai netralitas karbon.
Rachmat juga menyebutkan bahwa penerapan standar Euro 4 dan Euro 5 ini bakal diterapkan ke kendaraan niaga seperti truk dan bus.
Sebab jenis transportasi tersebut menyumbang tingkat emisi tinggi.
“Mungkin yang bisa saya sampaikan heavy duty vehicle itu yang paling banyak emisinya. Jadi kita perlu lihat semua (jenis kendaraan),” tutupnya. (dbs/red)