Berlabuhnya “Kura-Kura” Dari Sampah Botol Pelastik

Waktu Membaca:1 Menit, 59 Detik

JAKARTA, (KT) – Sampah masih menjadi masalah global hingga saat ini. Botol plastik salahsatunya, Kebutuhan akan air dalam kemasan yang praktis dan ekonomis diperkirakan susah untuk di hentikan.

Namun tanpa disadari akibat dari botol kemasan plastik ini menjadikannya tak ramah lingkungan. Butuh waktu 400 tahun untuk bisa membuatnya terurai.

Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data komposisi sampah di Provinsi DKI Jakarta pada 2022 dengan jumlah plastik sebanyak 22,5 persen dari total keseluruhan 3,1 juta ton sampah

Tentunya masalah sampah tak bisa hanya mengandalkan satu pihak saja. Perlu peran serta seluruh lapisan masyarakat supaya bisa mengurangi itu semua.

Salah satunya dengan terus menggencarkan daur ulang melalui (reduce, reuse and recycle/3R) yang terus digaungkan Pemerintah meski hanya di pandang sebelah mata oleh masyarakat.

Sehingga mendorong Unit Penanganan Sampah Badan Air (UPS BA) Tanjung Priok untuk mengenalkan perahu kura-kura yang terbuat dari ribuan botol plastik.

Perahu kura-kura itu mulai dikenalkan pada Festival Cinta Lingkungan (Cilung) 2024 yang mengarungi Kali Banjir Kanal Timur (BKT) di kawasan Duren Sawit bersama 31 perahu lainnya pada 27 Juli lalu.

Pengawas UPS Badan Air Tanjung Priok Seno Rivaldi menyebut timnya membutuhkan 967 galon air, 1.394 botol plastik kemasan, dan 50 buah jeriken sabun atau sama dengan 2.411 sampah anorganik untuk membuat perahu itu.

Baca Juga   Prakiraan Cuaca Jawa Timur & Sekitarnya Hari Ini

Pembuatan perahu kura-kura itu selama 1,5 bulan, menyesuaikan jam kerja. Alasan memilih kura-kura selain punya wadah tempurung yang kokoh, hewan ini juga bisa ditemukan di sungai maupun waduk sehingga membuatnya mampu beradaptasi di setiap lingkungan

Yang terinspirasi dari kapal pesiar Arab Saudi yang dinamakan Pangeos, kapal pesiar terbesar di dunia yang dibuat oleh Arab Saudi. Yang Pembangunannya diperkirakan menghabiskan dana 8 miliar dolar AS atau sekitar Rp120 triliun.

Dan kami berharap mampu berdampak dan bermanfaat bagi banyak orang yang mengetahuinya

Perahu kura-kura plastik ini direncanakan tampil di Waduk Cincin sebagai ikon. Dengan bentuknya yang mirip dengan bentuk stadion Jakarta Internasional Stadium (JIS) dinilai mampu mempresentasikan Jakarta Utara.

Terlepas nantinya ada wacana perahu ini akan dipakai sebagai fasilitas wisata, mereka berharap bisa menginspirasi masyarakat agar bijak menggunakan sampah sekali pakai.

Sejumlah upaya yang dilakukan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk mengurangi volume sampah yakni penyediaan bak sampah, budi daya maggot, tempat pembuangan sampah berkonsep kurangi, gunakan kembali, dan daur ulang atau reduce, reuse, recycle (TPS 3R).

Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta membutuhkan anggaran sebanyak Rp4,3 triliun untuk mengatasi permasalahan sampah pada 2024.(*/San)