MANCANEGARA, (KT) – Apalah arti sebuah nama? Namun, ini jadi sebuah pekerjaan yang mendatangkan cuan hingga puluhan juta rupiah di Amerika Serikat umumnya, yaa konsultan nama bayi diklaim makin diminati.
Orangtua saat ini tidak lagi menamai anak dengan nama orang yang mereka cintai, atau membuka-buka buku untuk mencari inspirasi nama bayi.
Sebaliknya, para ibu dan ayah ingin memberi anak-anak mereka keunggulan apapun yang mereka bisa di dunia yang semakin kompetitif.
Orangtua rela membayar para ahli, seperti Colleen Slagen (34) dan Morgan Timm (29), dengan jutaan rupiah hanya untuk memberi nama yang sempurna pada anak-anak mereka. Slagen bercerita, ia selalu tertarik dengan nama-nama bayi, tapi tidak mempertimbangkan kemungkinan menjadikannya pekerjaan.
Itu setidaknya sampai teman-temannya mengungkap betapa bermanfaatnya komentarnya ketika mereka memilih nama anak-anak mereka.
“Saya pikir banyak orang memiliki perasaan yang cukup baik tentang apa yang mereka inginkan, namun menginginkan opini pihak ketiga,” katanya. “Mereka menginginkan validasi atau pengecekan terhadap nama yang mereka pilih.”
Warga Boston, Amerika Serikat (AS) ini pertama kali mengiklankan jasa dengan perusahaannya, Naming Bebe, di grup Facebook lokal. Ia mulai mengunggah video TikTok pada 2023.
Slagen mengatakan, ia menemukan begitu banyak minat, sehingga ia berhenti dari pekerjaannya sebagai perawat dan mulai membantu orangtua memilih nama bayi secara penuh. Mereka menerima sekitar 15 klien sebulan dengan biaya 350 dolar AS (setara Rp5,6 juta) per jam.
Angka itu membuat perusahaannya menghasilkan 63 ribu dolar AS (setara lebih dari Rp1 miliar) setahun. Tapi, apa yang tampak seperti pekerjaan mudah bisa jadi sebuah tantangan, karena nama biasanya harus sesuai kualifikasi yang sangat spesifik.
Beberapa permintaan yang ia terima sebelumnya adalah nama tersebut hanya digunakan 25 kali pada tahun sebelumnya atau memiliki bunyi tertentu. Slagen mengaku merahasiakan nama pilihannya, tapi mengatakan, ia memilih nama menggunakan nama klasik Celtic atau nama keluarga.
Tim mengatakan, ia menerima sekitar 25 pelanggan sebulan dengan mengenakan biaya 125 dolar AS (setara Rp2 juta) per jam untuk menghasilkan sekitar 37.500 dolar AS (setara Rp600 jutaan) setahun. Ia belum memiliki anak sendiri, tapi akan menyiapkan nama yang sempurna ketika si bayi lahir.
Klien biasanya meminta membuat daftar nama yang akan jadi pertimbangan. Lalu, mereka menulis nama apa yang dilarang dan mengapa, bahkan berapa suku kata yang mereka inginkan dari nama tersebut.
Slagen akan memberi PDF yang biasanya sekitar enam halaman pada orangtua, sementara Tim mengetik sekitar 15 halaman. Keduanya mencantumkan nama-nama yang mereka rekomendasikan dan alasannya.
“Orang-orang kini menyadari bahwa nama adalah bentuk ekspresi diri yang kita pilih untuk orang lain,” jelas Slagen.
Berkat media sosial, setiap orang saat ini memiliki merek pribadi, tidak sebatas pada kalangan selebritas. “(Nama) seperti gambaran sekilas tentang nilai-nilai Anda, prioritas Anda, dan gaya Anda, jadi menurut saya, ini memberi sedikit tekanan pada apa yang Anda pilih dan bagaimana orang lain akan menafsirkannya dan asumsi orang terhadap Anda,” katanya.
Slagen berbagi bahwa selain orang-orang yang mementingkan memilih nama yang sempurna, ada dua alasan utama orang memakai jasanya. “Banyak pasangan datang pada saya karena mereka tidak setuju dengan sebuah nama. Mereka memiliki gaya yang berbeda,”
Biasanya saat kliennya memberi nama anak kedua atau ketiga, mereka sudah menggunakan nama favorit dan kesulitan menemukan nama yang cocok dengan saudara kandungnya. “Mereka sangat menyukai nama yang mereka pilih untuk anak mereka, anak pertama atau kedua,” katanya.
Para ahli menambahkan bahwa paradoks pilihan telah mengarahkan orang pada daftar nama yang seolah tidak ada habisnya. Sementara itu, perluasan lingkaran sosial secara online telah membuat orang percaya bahwa nama-nama tertentu diambil atau lebih populer daripada nama sebenarnya.
Misalnya, Olivia adalah nama bayi paling umum pada 2023, tapi hanya sekitar satu dari setiap 100 bayi perempuan dari 3,58 juta bayi yang lahir tahun lalu yang diberi nama tersebut. Beberapa klien memiliki alasan yang sangat pribadi untuk beralih ke konsultan nama bayi.
Timm mengungkap bahwa ia pernah memiliki seorang pelanggan yang memiliki nama yang diyakini “menghambatnya dalam hidup,” dan tidak ingin hal yang sama terjadi pada anaknya. “Sepanjang hidupnya, ia merasa orang-orang tidak menganggapnya serius karena namanya. Jadi, ia sangat menginginkan nama yang bisa memancarkan kepercayaan diri dan kemampuan untuk putranya,”
Meski keseluruhan prosesnya sangat rinci dan personal, para ahli mencatat beberapa kesamaan. “Menurut saya, permintaan paling umum adalah permintaan klasik, tapi tidak berlebihan. Nama-nama yang terasa tak lekang waktu, namun saat ini tidak masuk 10 besar (nama populer),”
Untuk menemukannya, Slagen meneliti forum nama bayi, buku, data Administrasi Jaminan Sosial, dan sumber lain untuk menghasilkan nama yang sesuai kriteria dan gaya keluarga. Namun, permintaan bisa sangat spesifik. Ia sempat dimintai nama dengan bentuk bahasa kiasan tertentu yang dimasukkan ke dalam nama depan dan belakang.(*/San)