JAKARTA, (KT) – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebut, sebagian besar wilayah Indonesia mengalami awal musim hujan lebih cepat atau maju.
Hal itu di katakan Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam konferensi pers perkiraan musim hujan 2024/2025 yang digelar secara daring pada Kamis (19/9/2024).
Menurutnya jika dibandingkan dengan rata-rata klimatologisnya, yaitu pada 1991 hingga 2020, sebagian besar wilayah Indonesia akan mengalami awal musim hujan yang maju atau lebih cepat sebanyak 267 zona musim (ZOM) atau 38 persen,”
Dwikorita menjelaskan, wilayah yang musim hujan lebih awal adalah sebagian besar Sumatera, pesisir utara Jawa, Sulawesi, sebagian besar Kalimantan, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, dan sebagian besar Papua.
Selain awal musim hujan yang maju, BMKG juga memprediksi, awal musim hujan di sebagian wilayah Indonesia lainnya normal dan mundur.
Jumlah wilayah yang mengalami awal musim hujan normal sebanyak 190 ZOM atau sekitar 27 persen wilayah dan yang mundur sebanyak 96 ZOM atau sekitar 14 persen wilayah.
Ia menerangkan, awal musim hujan secara normal akan terjadi di beberapa wilayah di Jawa dan Sumatera.
Sedangkan, wilayah yang awal musim hujannya diprediksi mundur terjadi di Jawa, Sulawesi, Maluku, serta Papua.
Dari daftar tersebut, BMKG mengelompokkan beberapa wilayah yang diprediksi mengalami musim hujan di atas normal, normal, dan di bawah normal.
Adapun jumlah wilayah yang mengalami musim hujan di atas normal sebanyak 249 ZOM atau sebesar 35,6 persen wilayah yang meliputi sebagian kecil Sumatera, pesisir selatan Jawa, sebagian Nusa Tenggara Timur, Sulawesi, Maluku, dan sebagian Papua
Sedangkan, wilayah yang diperkirakan mengalami musim hujan normal atau tidak lebih kering dan basah berjumlah 64,1 persen atau sebanyak 448 ZOM.
Jumlah tersebut terdiri dari Kalimantan, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Maluku, dan Papua.
“Sebaliknya terdapat dua zona musim atau 0,3 persen yang diprediksi akan mengalami musim hujan dengan sifat di bawah normal atau lebih kering dari normalnya, yaitu sebagian kecil Sumatera Barat dan sebagian kecil Bengkulu,” terang Dwikorita.
Terkait hal itu, prediksi awal musim hujan yang diperkirakan maju di sebagian besar wilayah Indonesia, Dwikorita mengimbau agar pemerintah, baik di tingkat pusat maupun daerah, bersama masyarakat bersiap menghadapi potensi bencana hidrometeorologi.
Untuk diketahui, bencana hidrometeorologi adalah bencana alam yang disebabkan oleh cuaca ekstrem dan berkaitan dengan atmosfer, air, atau lautan.
Imbauan tersebut ditujukan kepada wilayah yang mengalami sifat musim hujan di atas normal atau lebih basah dari biasanya.
“Pemerintah daerah diharapkan dapat lebih optimal dalam mengedukasi masyarakat tentang cara menghadapi risiko bencana yang berpotensi terjadi selama musim hujan serta pentingnya memperhatikan peringatan dini,” imbuhnya.
Di sisi lain, pemerintah daerah dan sektor terkait juga diminta untuk menjadikan informasi prediksi musim hujan dari BMKG sebagai acuan untuk menyusun rencana aksi dini. Rencana tersebut diperlukan untuk menekan kerugian yang ditimbulkan akibat bencana hidrometeorologi.
Yang tidak kalah pentingnya, masyarakat juga di himbau untuk menjaga kebersihan lingkungan guna mencegah penyebaran penyakit yang rawan terjadi selama musim hujan, seperti demam berdarah.
(*/San)