TANGERANG, (KT) – Partisipasi Pemilih dalam Pilkada serentak di Kota Tangerang terbilang rendah.
Ya, dari jumlah DPT sebanyak 1.377.826, pemilih yang hadir diketahui hanyalah 802.325 orang.
Meski begitu, hal tersebut tak lantas menjadi alat ukur terhadap kinerja penyelenggara, baik KPU maupun Bawaslu.
Data dan pandangan itu, diungkapkan oleh Direktur Lembaga Kebijakan Publik (LKP) Ibnu Jandi, Rabu (4/12/2024).
Menurutnya, ada delapan faktor utama yang menyebabkan partisipasi pemilih menjadi rendah dalam Pilkada serentak di Kota Tangerang. Diantaranya adalah ;
1. Jenuh dengan Pemilu serentak,
2. Kesalahan pimpinan sebelumnya (tidak ada pendidikan politik. Padahal Kepala Daerah itu pejabat politik)
3. Tidak percaya dengan kepemimpinan sebelumnya
4. Lelah hanya dijadikan alat politik yang tidak berbanding lurus dan sebangun dengan janji kesejahteraan
5. Sudah gak percaya dengan janji paslon Pilkada 2024 di Kota Tangerang
6. Investasi politik rakyat hanya dijadikan hura-hura saja oleh para Elit Politik
7. Hasil demokrasi rakyat bukan menambah sejahtera, malah menambah menderita
8. Setiap kali saya jadi narasumber di KPU dan Bawaslu, hampir sebagian peserta masyarakat dan Ormas mengatakan (Kepala Daerah Hanya Omdo)
“Penyebab pemilih rendah (58,2%) bukan karena kinerja KPU dan Bawaslu. KPU dan Bawaslu hanyalah Komisioner Penyelenggara. Dan sudah bekerja secara maksimal,” tegas Jandi, pria yang hingga kini masih berjuang keras menagih haknya sebagai wasit pada penyerahan aset dari Kabupaten Tangerang ke Kota Tangerang, waktu lalu.
Sebagai informasi, penyelenggaraan Pilkada serentak tanah air telah berlangsung. Warga masyarakat, termasuk di Kota Tangerang telah menyalurkan hak pilihnya pada 27 November 2024 lalu.
Dalam quick count atau hasil hitung cepat berbagai lembaga, pasangan Calon Walikota dan Wakil Walikota Tangerang, Sachrudin serta Maryono unggul dari pasangan lainnya.
Kini masyarakat Kota Tangerang tinggal menunggu hasil perhitungan resmi pihak KPU. Selanjutnya, akan ditetapkan dan menunggu pelantikannya. (Red)